Dari
Desa untuk Daerah, Daerah untuk Indonesia
“
Pengembangan Teknologi dan Pembangunan Ekonomi Kerakyatan Sebagai Pendongkrak
Kualitas Penduduk Indonesia “
Penduduk merupakan hal yang paling esensial dalam
perkembangan sebuah negara karena tanpa penduduk negara tidak akan terbentuk.
Pertumbuhan penduduk dalam sebuah negara telah menjadi prioritas bagi
negara-negara diseluruh dunia untuk menghindari terjadinya ledakan penduduk
yang dapat mengancam kemerdekaan(ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya)
dinegara tersebut. Penduduk sejatinya dapat menumbuhkan segala aspek kehidupan
bernegara karena dengan demikian penduduk indonesia akan semakin produktif.
Produktifitas penduduk dapat dilihat dari tingkat sensitifnya penduduk terhadap
inovasi teknologi dan peningkatan ekonomi melalui wirausaha. Hal tersebut dapat
mendorong eksisitensi sebuah negara menjadi negara maju. Contoh kasus, India
dan cina. Kedua negara tersebut menempati urutan kedua dan ketiga setelah
amerika serikat yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di dunia. Kenyataanya
kedua negara tersebut mampu mengandalkan jumlah penduduk yang ada untuk
berinovasi pada tataran teknologi dan berkompetisi pada tingkatan pasar bebas.
Padahal diera 1970an India mengalami degradasi ekonomi dan menempatkan negara
tersebut ke rangking negara yang termisikin didunia namun dengan semangat yang
begitu besar negara tersebut mengubah “wajah” dengan begitu cepat.
Hakekatnya dengan
jumlah penduduk yang begitu besar dapat dijadikan sebagai komoditas untuk
meningkatkan pertumbuhan kesejahteraan sosial dalam sebuah negara melalui
pemberdayaan dan pemanfaatan jumlah penduduk yang ada secara ekonomis. Penduduk
merupakan aset negara yang dapat dijadikan sebagai penopang ekononi negara.
Dengan adanya penduduk yang produktif beban negara negara akan semakin
terkendali. Ini harus sejalan dengan konsep pembangunan ekonomi yang dinamis
dan pertumbuhan ekonomi secara masiv serta progresif yang menyentuh aspek pengembangan sumber daya
manusia. Pembangunan ekonomi tidak sama dengan pertumbuhan ekonomi. Hubungan pertumbuhan penduduk dengan pertumbuhan ekonomi sendiri memiliki
tiga kemungkinan yakni menghambat, menunjang dan tidak ada hubungan. Penduduk pada hakekatnya dapat diibaratkan sebagai
pisau bermata dua. Di satu sisi penduduk yang besar dan berkualitas akan
menjadi asset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan, namun sebaliknya
penduduk yang besar tapi rendah kualitasnya justru akan menjadi beban yang
berat bagi pembangunan.
Pembangunan sumber daya manusia itu
sendiri pada orientasinya harus menyentuh 3 aspek yaitu pendidikan,kesehatan
dan infrastruktur. Hal yang paling dominan untuk di kembangkan adalah
pendidikan itu sendiri. Pemerintah harus mampu dan berani mengambil sikap
terkait perencanaaan dan implementasi pengembangan sumber daya manusia melalui
pendidikan karena di berbagai negara berkembang, mereka mendorong anak bangsa
khususnya pemuda untuk menyekolahkan mereka ke negara-negara yang memiliki
jumlah penduduk yang begitu besar tetapi tergolong maju. Contohnya india, sejak
mereka keluar dari kategori negara miskin negara tersebut menyekolahkan
putra-putri terbaik negara tersebut untuk bersekolah di california(USA) untuk
melakukan pengembangan diri mereka melalui riset dan penilitian teknologi di negara
tersebut agar bisa mendapatkan referensi dan komparasi yang mereka bisa mereka
kembangkan di negara mereka. Maka tak heran indonesia mulai tertarik dengan
teknologi india yang semakin signifikan perkembangannya. Hal ini menunjukan
bahwa di negara yang penduduknya banyak
mulai mempersiapkan diri dan mengagas grand design baik jangka pendek dan jangka panjang untuk menguatkan
aspek teknologi dan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan.
Indonesia menurut catatan Groos Domestic Produc (GDP) berada pada
posisi 16 sebagai pemegang hegemoni kekuatan ekonomi dunia. Tentu sebagai
masyarakat indonesia sangat mengharapkan indonesia nantinya akan menempati
posisi 10 besar seperti Amerika, india dan cina. Namun untuk mencapai hal itu
membutuhkan sebuah akselerasi pembangunan ekonomi agar dapat mendongkrak
pertumbuhan ekonomi di indonesia. Permasalahan yang terjadi sampai hari ini
pemerintah sangat sedikit memberikan perhatian kepada institusi pendidikan
dalam pengembagan tekonologi baik dari segi kuantitas dan kualitas. Kuantitias
yang dimaksud adalah institusi pendidikan yang bergerak pada teknologi hanya
sedikit. Kita hanya mampu mengandalkan 2 institusi unggulan yaitu ITB dan ITS
serta 28 Politeknik negeri. Celakanya indonesia agak lamban memajukan teknologi
dalam negeri. Di bandingkan dengan india yang memiliki sekitar 46 institusi
negeri teknik (di bawah pemerintah) yang teridiri dari 16 otonomus IIT dan 30
NIT serta ratusan (bahkan ribuan) college-college engineering swasta lain. Maka tidak heran banyak putra-putri terbaik
india menjabat posisi strategis di microsoft, apple, facebook, google, nokia,
samsung. Orang-orang jebolan IIT Madras, seperti Raghu Ramakrishnan, yang
menjadi Vice-President & Research Fellow, di Yahoo!, Anant Agarwal yang
menjadi Professor of Electrical Engineering and Computer Science di MIT, Arvind
Raghunathan, sebagai Managing Director, di Deutsche Bank, dan masih ratusan
lagi yang tersebar diseluruh basis bidang teknologi di negara-negara maju. Lantas
bagaimana dengan indonesia ? tentu kita miris banyak orang-orang hebat asli
indonesia justru bekerja diluar negeri dengan alasan kesejahteraan baik dari
segi financial dan fasilitas belum mendukung untuk pemberdayaan mereka.
Seharusnya dengan jumlah ilmuwan yang dimiliki oleh indonesia perlu di
berdayakan dan dijadikan sebagai mentor untuk mendorong para generasi penerus
agar menjadi teknokrat yang hebat. Kita tidak boleh hanya mengandalkan Prof
habibie (mantan presiden ketiga) dimata dunia. Karena kita memerlukan generasi penerus
untuk menjadi pendongkrak kemajuan teknologi indonesia. Saat ini indonesia
harus berani mengembangkan institusi pendidikan yang berbasis teknologi secara
masiv bahkan kalau perlu disetiap daerah harus ada institusi pendidikan yang
berbasis teknologi sehingga ini dapat dijadikan sebagai wadah untuk
mengakomodir bakat-bakat anak bangsa yang gemar dengan teknologi khususnya
teknologi informasi dan teknologi mesin. Karena dengan hal itu kita bisa
memproduksi alat transporatasi dan informasi telekomunikasi “Made in
Indonesia”. Sudah cukup negeri kita dijadikan sebagai mesin komersil bagi
negara lain untuk menjual produknya di dalam negeri.
Indonesia tidak saja diperhadapkan
pada krisis pengembangan teknologi, disisi ekonomi kerakyatan juga masih
mengalami degradasi. Sejatinya pembangunan ekonomi kita bangun dari skop yang
kecil dari desa untuk indonesia. Saat ini pengembangan industri kecil yang ada
desa tidak mendapat perhatian yang serius bagi pemerintah. Masalah yang
dihadapi oleh industri kecil yang ada di desa adalah kebutuhan anggaran sangat
terbatas. Seharusnya harus ada koperasi yang berbasis bagi hasil dapat di
bangun disetiap desa. Sasarannya adalah untuk mengakomodir kepentingan para
pelaku usaha dan para pengembang industri kecil yang ada didesa untuk mendapat
akses serta bantuan secara finansial untuk dapat mengembangkan usaha dan
industri kecil yang mereka laksanakan. sehingga mereka tidak perlu lagi
meminjam uang dibank dengan sistem kredit usaha rakyat karena akses dari desa
ke kota untuk ke bank sangatlah sulit untuk mereka lakukan. Kita perlu
memberikan kebijakan yang mudah diakses oleh masyarakat yang ada didesa karena
dengan hal itu mereka bisa memiliki semangat tersendiri untuk memberdayakan dan
mengembangkan usaha mereka.
Kesimpulan
Indonesia seharusnya memperhatikan
kedua aspek tersebut karena pembangunan ekonomi harus mencakup kedua hal
tersebut. Jika kita mengenal india sebagai negara yang sedang mempersiapkan
menjadi negara teknologi dan china sebagai negara penguasa ekonomi dunia maka
indonesia harus optimis akan menjadi negara teknologi dan negara pemegang
ekonomi dunia. Memang sangat sulit mencapainya, tetapi semua akan tercapai
apabila pemerintah tetap konsentrasi dan komitmen untuk membangun dan
meningkatkan potensi institusi pendidikan yang berbasis teknologi dan
pengembangan industri kecil dan para pelaku usaha melalui koperasi bagi hasil
agar pembangunan ekonomi berawal dari desa untuk daerah dan daerah untuk
indonesia yang lebih maju.